Istilah kaum rebahan menjadi salah satu tren yang cukup signifikan di era disrupsi teknologi saat ini. Kaum rebahan memiliki karakteristik seperti aktivitas fisik minim dan cenderung berbaring atau duduk seharian. Kondisi ini lebih dikenal juga dengan sedentary lifestyle atau gaya hidup sedentari. Berdasarkan perubahan gaya hidup tersebut muncul dampak buruk yang di timbulkan atas kesalahan gaya hidup yang telah dibiasakan tersebut.
Menurut Park., et al (2020), sekitar 31% populasi global yang berusia ≥ 15 tahun memiliki aktivitas fisik minim dan berkontribusi terhadap 3,2 juta kematian setiap tahun. Sedentary lifestyle memiliki dampak buruk seperti meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, diabetes melitus, hipertensi, kanker (payudara, kolon, endometrium, dan ovarium), dan obesitas.
Apa itu sedentary lifestyle?
Sedentary lifestyle adalah gaya hidup yang cenderung menghabiskan waktu lebih dari 6 jam dalam posisi duduk atau berbaring dan minim aktivitas fisik dengan energi yang dikeluarkan ≤1,5 metabolic equivalent task (MET).
Gaya hidup ini menjadi kebiasaan umum terutama di kalangan anak-anak dan dewasa. Kebiasaan untuk menghabiskan keseharian dengan duduk di meja, perjalanan panjang menggunakan mobil, bus ataupun kereta api. Ketika waktu luang hanya dipusatkan untuk duduk menonton TV, menggunakan gadget sembari berbaring dan minim aktivitas fisik.
Bagaimana sedentary lifestyle berdampak terhadap tubuh?
Dengan minim aktivitas fisik, berikut dampaknya terhadap tubuh:
- Kalori yang dibakar lebih sedikit dan berdampak terhadap risiko obesitas
- Kehilangan kekuatan otot dan daya tahan
- Kekuatan tulang menjadi lebih lemah dan kehilangan beberapa kandungan mineral
- Metabolisme terganggu dan tubuh kesulitan untuk memecah lemak dan gula
- Sistem kekebalan tubuh tidak bekerja dengan baik
- Sistem sirkulasi darah menjadi lebih buruk
- Berisiko untuk lebih tinggi dengan penyakit jantung, kanker, diabetes melitus, varises, kaku sendi dan bahu, hingga berisiko mengganggu kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi
Apa pertanda seseorang dengan sedentary lifestyle?
Tanda seseorang dengan sedentary lifestyle dapat temukan baik fisik maupun mental. Tanda tanda yang menunjukkan gaya hidup ini yaitu insomnia atau kurang tidur, kelelahan, kesulitan untuk berkonsentrasi, terasa sakit dan nyeri pada bagian leher atau punggung, serta berat badan naik. Hal-hal ini berkaitan dengan kurangnya aktivitas fisik sehingga berpengaruh terhadap kondisi tubuh. Dengan mengetahui kondisi tubuh yang terbiasa dengan sedentary lifestyle dapat memberikan sebuah sinyal untuk dapat mengubah gaya hidup dan lebih banyak beraktivitas fisik.
Bagaimana cara mengubah sedentary lifestyle?
Terdapat berbagai tips untuk Sahabat Appskep untuk mengubah sedentary lifestyle antara lain:
- Aktivitas sehari-hari; aktif berjalan atau menggunakan sepeda untuk bepergian ke kantor atau sekolah, gunakan tangga dibandingkan lift, mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti berkebun, menyapu, mengepel dan lainnya serta saat menonton sempatkan untuk berdiri atau peregangan sesaat.
- Aktivitas fisik dan olahraga; mengikuti atau menonton kelas yoga online, berjalan, senam, berenang atau bersepeda selama 30 menit setiap hari.
- Waktu relaksasi; tingkatkan waktu relaksasi dengan meditasi atau yoga untuk mengurangi stres dan menjaga kesehatan mental.
Kebiasaan duduk atau berbaring berlebihan tidak baik untuk kesehatan dan memberikan dampak buruk cenderung berisiko terhadap kematian. Ayo bergerak dan beraktivitas lebih banyak untuk menghindari sedentary lifestyle serta menjaga kesehatan kita lebih baik. Akses dan unduh Appskep Indonesia untuk artikel terbaru tiap harinya!
Baca juga : Jadwal-Jadwal Imunisasi Dasar Anak Lengkap yang Wajib Diketahui – www.appskep.id
Referensi :
Betterhealth.vic.gov.au. (n.d). The Dangers of Sitting: Why Sitting is The New Smoking. https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/healthyliving/the-dangers-of-sitting. Enesis.com. (2023, 5 April). Mengenal Sedentary Lifestyle, Ini Dampak & Cara Mengatasinya. Diakses pada 16 Maret 2024. https://enesis.com/id/artikel/sedentary-lifestyle-adalah/. Healthpartners.com. (n.d). Health risks of a sedentary lifestyle and how to make changes. Diakses pada 16 Maret 2024. www.healthpartners.com/blog/health-risks-of-sedentary-lifestyle/. Hri.org.au. (n.d). Inactivity and a sedentary lifestyle. Diakses pada 16 Maret 2024. https://www.hri.org.au/health/learn/risk-factors/inactivity-and-a-sedentary-lifestyle. Medlineplus.gov. (2017, September). Health Risk of an Inactive Lifestyle. Diakses pada 16 Maret 2024.
https://medlineplus.gov/healthrisksofaninactivelifestyle.html#:~:text=A%20sedentary%2 0or%20inactive%20lifestyle,more%20time%20doing%20sedentary%20activities. Park, J. H., Moon, J. H., Kim, H. J., Kong, M. H., & Oh, Y. H. (2020). Sedentary Lifestyle: Overview of Updated Evidence of Potential Health Risks. Korean journal of family medicine, 41(6), 365–373. https://doi.org/10.4082/kjfm.20.0165.
Editor :
Ns. Nurul Fauziah, M.Med.Ed
Ns. Najmi Ulfa Misbah, S.Kep